Aku tetap menjadi aku
Kamu akan tetap menjadi kamu Kita punya porsi sendiri, dalam menempati kehidupan ini Lalu, apa masih perlu kamu menuntutku, menjadi serupa denganmu? Beberapa hal yang kamu sendiri pun tak bisa menjadi sepertiku Apa rasanya jika harus dipaksa, mengubah warna yang kau punya? Mati? Tentu tidak, bukan? Kamu akan tetap hidup, namun patah! Lalu mati perlahan Apa pernah terpikir bagaimana rasanya, jika kamu berada pada posisi orang yang dipaksa mengubah warna asli miliknya? Pernahkah? Bila belum, silakan mencoba Jika kamu tetap nyaman dengan paksaan Kamu boleh datang padaku Menceritakan keterpaksaan yang membuatmu tetap tersenyum Winda S Septiana, Jakarta 2015
Kamu akan tetap menjadi kamu Kita punya porsi sendiri, dalam menempati kehidupan ini Lalu, apa masih perlu kamu menuntutku, menjadi serupa denganmu? Beberapa hal yang kamu sendiri pun tak bisa menjadi sepertiku Apa rasanya jika harus dipaksa, mengubah warna yang kau punya? Mati? Tentu tidak, bukan? Kamu akan tetap hidup, namun patah! Lalu mati perlahan Apa pernah terpikir bagaimana rasanya, jika kamu berada pada posisi orang yang dipaksa mengubah warna asli miliknya? Pernahkah? Bila belum, silakan mencoba Jika kamu tetap nyaman dengan paksaan Kamu boleh datang padaku Menceritakan keterpaksaan yang membuatmu tetap tersenyum Winda S Septiana, Jakarta 2015
Komentar
Posting Komentar