Langsung ke konten utama

Resensi Buku Follow Aisyah Open Your Heart





Judul : Follow Aisyah Open Your Heart
Penulis : Sri Wahyuti N
Tebal : x, 190 Halaman
ISBN : 978-602-7727-64-9
Penerbit : Citra Risalah
Cetakan : I, 1435 H/2015



“Pesona seorang muslimah terpancar dari perilakunya sehari-hari. Dalam dekapan kasih sayang suami, ia menaburkan wanginya akhlak tanpa memandang materi sebagai landasan utamanya. Tetapi cinta kasihlah yang menjadikan keluarga menjadi sakinah, mawadah wa rahmah.” – (Sri Wahyuti N, 2015)


Tak sedikit wanita hari ini yang  bangga atas istilah emansipasi, istilah yang digunakan untuk melepaskan diri seorang wanita dari kodratnya menjadi muslimah yang taat pada peraturan yang sudah ditetapkan dalam islam. Sekarang emansipasi dijadikan pembelaan diri untuk melakukan apapun yang ia senangi tanpa pedulikan gender, padahal dalam islam kedudukan wanita begitu dimuliakan, bahkan derajat wanita tiga tingkat lebih tinggi dari laki-laki. Namun sayang masih banyak sekali wanita yang tidak sadar betapa berharganya ia dalam islam.

Dalam buku Follow Aisyah Open Your Heart, penulis mengajak kita untuk kembali belajar pada sosok yang Mulia. Sosok yang mampu jadi tauladan pagi para muslimah, belajar pada Aisyah  bagaimana sosok Aisyah ketika menjadi istri Rasulullah, bagaimana cara Ia menjadi pribadi yang memesona, ideal, dan pembelajar sejati.

Setelah membaca buku  ini saya seolah diingatkan kembali bahwa untuk menjadi muslimah yang merdeka tidak perlu mengusung tinggi emansipasi, setiap muslimah saya pikir mengharapkan kemerdekaan dalam jiwanya. Dan ternyata kemerdakaan jiwa seorang muslimah dalam melakukan apapun sudah Allah siapkan dalam islam. Tugas kita sebagai muslimah hanya taat atas setiap peraturan yang Allah tetapkan. Andai semua muslimah tahu bahwa banyak sekali tauladan muslimah di zaman Rasulullah yang mampu kita pelajari setiap prilaku dalam kesehariannya, salah satunya adalah Aisyah sosok pribadi muslimah ideal sepanjang zaman.

Namun, di dunia ini tidak ada yang sempurna. Mungkin peribahasa itu cocok digunakan untuk mewakili perasaan saya ketika membaca buku tersebut, saya merasakan bahwa pemaparan tentang sosok Aisyah dijelaskan sangat singkat tidak rinci. Sehingga ketika sedang asyik membaca pada satu pembahasan harus disudahi dengan berpindah ke pembahasan yang lain.

Akan tetapi saya mengakui bahwa buku ini pantas mendapatkan apresiasi atas setiap bagian yang ada di dalamnya, karena mampu memperkenalkan secara singkat sosok muslimah ideal itu seperti Aisyah. Membuat kita belajar bagaimana seharusnya menjadi seorang Muslimah yang ideal tanpa harus memisahkan diri dari kodratnya sebagai hamba yang taat pada titahNya. 


Winda S Septiana, 2016

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Deklarasi cinta yang berbeda

Gambar nyomot di mbah google Apa kamu pernah jatuh cinta dan rindu yang teramat pada manusia yang berlum pernah bertemu denganmu? Rasulullah pernah! Dengan cinta yang mahadahsyatnya kepada kita, manusia yang belum pernah bertemu dengannnya. Kau tahu? bahkan dalam embus napas terakhirnya yang terucap adalah kita, "Umati, umati, umati.." Tentangnya adalah ribuan kisah  perjuangan, serta pengorbanan untuk kehidupan seluruh manusia di akhirat nanti. Ah, Rasul.. bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta padamu, pada tiap kisah yang ku baca dan pelajari, tentangmu selalu membuatku jatuh cinta berkali-kali.

Taman Kutukan dan Penyihir Jahat?

Di suatu Negri antah berantah yang jauh nan di sana hiduplah seorang penyihir jahat dalam taman tanpa air. Penyihir itu akan semakin kuat dengan keyakinan penduduk desa yang meyakini  keberadaannya dalam taman tersebut. Kekuatan penyihir itu terlahir dari ketakutan penduduk desa setempat. Konon siapapun yang datang ke taman itu mengenakan pakaian merah akan terkena kutukan sang penyihir jahat tersebut. Kutukan itu  semakin kuat dengan hilangnya beberapa penduduk yang nekat datang ke taman untuk menantang penyihir jahat. Dan hasilnya tetap nihil! Mereka tidak ada yang berhasil menantang sang penyihir jahat. Mereka hilang dan tidak kembali lagi setelah pamit untuk pergi ke taman itu. Hingga suatu hari, ada 6 orang sahabat berniat untuk mematahkan mitos yang dikuatkan oleh penduduk desa dengan  mendatangi taman kutukan sambil mengenakan pakaian merah. Sesampainya di taman itu mereka melihat ada hamparan bunga tulip yang cantik sejauh mata memandang, deda...