Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Rangkuman For Us "Kamu Kok Selingkuh??? (Ketika Cinta Dikhianati)" #6

[Bismillahirrohmannirrohim] Kajian bulanan Forum Usroh kali ini, mengangkat tema tentang "Kamu kok Selingkuh??" 'Ketika Cinta Dikhianati' Oleh : Ustadz Bendri Jaislsyurrahman " Semua jiwa hidup di atas komitmen pada Rabbnya, berikrar untuk setia sampai kembali . Jika pada Tuhan  saja bisa ingkar, bagaimana mungkin menjanjikan sebuah kesetiaan pada manusia." Jakarta, 23 Januari 2017 Saat ijab qobul terucap, seluruh semesta bergetar, menyaksikan dua anak manusia yang mengikat janji setia pada Tuhannya. Sesungguhnya pernikahan tidak hanya sekadar hubungan dua manusia yang saling berucap janji, melainkan sebuah peristiwa yang amat besar dengan Tuhan semesta alam, Allah subhanahuwata'ala. Maka, saat seseorang berani mengkhianati pernikahannya dengan perselingkuhan, sejatinya dia  telah ingkar pada Allah, dan telah berkhianat pada sebuah janji yang amat besar. Perjanjian itu Allah sebut dengan istilah Miitsaqan Ghaliizhaa (Sebuah

P.E.M.U.DA

[ Bismillahirohmannirrohim ] Engkau laksana harap dalam keputusasaan, cahaya dalam gelap gulita, pembebas dalam penindasan, jalan panjang tanpa buntu. Padamu terletak banyak asa, tentang hidup yang lebih baik, tentang masa, tentang perjuangan,  tentang pengorbanan, dan tentang kejayaan. Jika bukan padamu  asa itu bergantung, maka pada siapa lagi harus mengharap sebuah perubahan peradaban? Anak-anak yang lemah, atau seribu wajah orang tua yang sudah mulai renta? Pada mereka kah harusnya harap itu tertuju? Sedang engkau,  berleha-leha dengan kesenangan nafsumu, membiarkan jiwamu mati tergerus zaman, usiamu habis terbunuh waktu. Dan kau, akhiri hidup, layaknya bangkai tak berkisah. Hidup itu hanya sekali, jangan biarkan kau mati tanpa kisah,  agar  'esok'  jadi pelajaran  bagi para pemuda di masa mendatang. Sungguh, demi Dzat yang jiwamu ada dalam genggamanNya. Bukan untuk itu kau ada di bumi. Menjadi buih di lautan, terombang-ambing tak berdaya, bukan untuk itu kau ada di bu