Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2016

Raja' bin Haywah

Nama : Raja' bin Haywah Lahir : Tahun 30an H di Bisan, Palestina Wafat : Tahun 112H di Jordan Siapakah Raja' bin Haywah? Untuk pertama kalinya saya mendengar nama Raja' bin Haywah. Betapa cupunya saya dalam ilmu siroh. hikss Hilangnya kisah Raja' ataukah kita yang tidak mengenalnya? Hilangnya sejarah ataukah minimnya ilmu kita tentang sejarah? Bukan sejarah yang telah hilang dimakan waktu, melainkan diri kitalah yang kekurangan pengetahuan tentang sejarah. Khususnya di Negara Indonesia, di mana masyarakatnya sedikit sekali yang peduli pada sejarah. Padahal untuk mengetahui sebuah identitas, pertama kali yang harus dipelajari adalah sejarahnya. Bukan begitu? Kajian bulanan yang diadakan oleh SCI (Siroh Comunity Indonesia) kali ini mengangkat kisah tokoh ulama besar pada masa khalifah yang memiliki kontribusi  luar biasa terhadap islam namun tidak banyak orang yang tahu tentang beliau. Adalah ia Raja' bin Haywah yang memiliki kedekatan spesial dengan

Resensi Buku Follow Aisyah Open Your Heart

Judul : Follow Aisyah Open Your Heart Penulis : Sri Wahyuti N Tebal : x, 190 Halaman ISBN : 978-602-7727-64-9 Penerbit : Citra Risalah Cetakan : I, 1435 H/2015 “Pesona seorang muslimah terpancar dari perilakunya sehari-hari. Dalam dekapan kasih sayang suami, ia menaburkan wanginya akhlak tanpa memandang materi sebagai landasan utamanya. Tetapi cinta kasihlah yang menjadikan keluarga menjadi sakinah, mawadah wa rahmah.” – (Sri Wahyuti N, 2015) Tak sedikit wanita hari ini yang  bangga atas istilah emansipasi, istilah yang digunakan untuk melepaskan diri seorang wanita dari kodratnya menjadi muslimah yang taat pada peraturan yang sudah ditetapkan dalam islam. Sekarang emansipasi dijadikan pembelaan diri untuk melakukan apapun yang ia senangi tanpa pedulikan gender, padahal dalam islam kedudukan wanita begitu dimuliakan, bahkan derajat wanita tiga tingkat lebih tinggi dari laki-laki. Namun sayang masih banyak sekali wanita yang tidak sadar betapa berharganya ia

Sang Mata Air Indonesia

  Bincang buku Habibie The Series & Diskusi Publik                         Ahad, 7 Agustus 2016 di Museum Mandiri, Kota Tua, Jakarta Barat. Telah terselenggara acara Bedah buku Habibie The Series dan Diskusi Publik Menggali Inspirasi 80th Habibie. Yang telah dipanitiai oleh FLP (Forum Lingkar Pena) yang tergabung dalam Friends of Mandiri Museum. Bekerja sama dengan The Habibie Center, Penerbit Tiga Serangkai, Museum  Bank Mandiri, Bank Mandiri dan Lembaga Kursus Bahasa Asing Euro Management. Saya berkesempatan untuk menghadiri acara Bedah buku Habibie The Series dan Diskusi Publik sesi ke dua, yang bertemakan  "Kepemimpinan Bacharuddien Jusuf Habibie Dalam Pengembangan SDM Indonesia. Dengan mengundang beberapa Pembicara yang pernah berinteraksi langsung dengan BJ. Habibie antara lain adalah Nurmahmudi, Wendy Aritenang dan Bambang Setiadi.

Sang Inspirator dengan Kisahnya untuk Indonesia

"Bermimpilah setinggi langit jika engkau terjatuh maka akan jatuh diantara bintang-bintang" - Soekarno Saya selalu jatuh cinta pada orang-orang yang hidupnya luar biasa, mampu menjadi inspirasi banyak orang. Dan saya selalu bermimpi  suatu hari nanti  mampu menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang. Insyaa Allah Aamiin... Biidznillah, pada Ahad 24 Juli 2016  di Museum Mandiri, Jakarta. Pada acara  opening pameran foto bertemakan "Cinta Sang Inspirator Bangsa Kepada Negri" yang menampilkan foto-foto perjalanan sang Inspirator Bangsa. Salah satu impian saya terwujud untuk bisa bertemu dengan sang inspirator, saya bertemu dengan sosok luar biasa, sosok yang masuk dalam daftar mimpi saya untuk bisa berjumpa dan belajar darinya. Adalah ia B.J Habibie yang akrab disebut dengan sapaan Eyang Habibie, Presiden Republik Indonesia ke-3, Eyang juara nomer satu yang mampu melewati masa krisis ekonomi pada saat itu. Beliau lah Eyang yang terkenal dalam skala In

Kepada : Nina gadis kecil di rumah singgah

Hallo, Nina sayang. apa kabar? Nina sayang mungkin sudah lupa kalau aku  belum membalas surat Nina 5Desember2015 tahun lalu, surat yang Nina titipkan pada Kak Tika guru Nina di rumah singgah. Nina sayang pasti tambah pintar membuat surat ya, sekarang. Maafkan aku ya, lama sekali membalas suratmu. Tapi tenang sayang, aku tidak lupa untuk membalasnya. Apa kabar Ibu dan Bapak Nina? apa masih marah-marah kalau aku datang ke rumahmu? semoga sudah tidak, ya. Rumahmu, bagaimana? masihkah bocor-dan-banjir setiap kali aku datang dengan deras? semoga tidak lagi :") Nina, maafkan aku karena belakangan ini akan  datang ke rumahmu lebih sering dari biasanya, lebih deras dari biasanya. Aku rindu kamu, menemanimu saat malam, menyelami mimpi indah bersamamu agar kamu tetap terlelap dengan manis dalam mimpimu. Nina pernah memintaku untuk berjanji agar tidak turun di rumahmu. Agar rumahmu tidak bocor-dan-banjir, agar ibu tetap bisa berjualan dan bapak tetap bisa memulung. Tapi maaf Nina, ak

Tuan (meng)hilang

Kepada : Tuan Pemilik Taman Aksara Hei! Hello, apa kabar? Sudah  lebih dari 7776000 detik aku mencarimu: barisan aksara yang dulu sering membuat pipiku berubah menjadi merah jambu setiap kali berkunjung untuk menikmati sajian kata di rumahmu. Kamu kenapa? adakah seseorang yang membuat hatimu remuk redam sehingga kamu enggan untuk menghias rumah dengan aksara milikmu lagi. Katakan padaku, Tuan! Aku kehilangan kamu, aksara milikmu. Kamu kenapa? tolong menulis lagi, sebab dari mana lagi aku tahu kabar tentangmu jika bukan karena membaca setiap deret-baris tulisan di rumah mayamu. Sudah banyak malam-malam sebelumnya kuhabiskan hanya untuk menatap layar monitor  hanya untuk berjelajah dalam imaji menyelami semua sajian kata milikmu. Lalu dengan teganya kamu biarkan malamku mati hanya karena menunggu tulisanmu menghiasi layar monitorku. Hei! Tuan.. Menulislah lagi untuk membuatku hidup denganmu walaupun hanya sekadar imaji yang kuciptakan sepanjang malam saat menikmati aksaramu

Surat Cinta ke Satu #30HariMenulisSuratCinta

Kepada : Cinta Cinta.. Apa kabar? kuharap kamu tetap dalam keadaan baikbaik saja. Sudah cukup lama aku tidak merasakan kehadiranmu di rumahku. Kamu tahu? rumahku sepi tanpa kamu di dalamnya. Seolah rumah kosong tak berpenghuni. Padahal kami hidup di dalamnya, tanpa kamu. Kami seolah mati. Ini adalah surat (cinta) pertama yang aku tulis untuk tiga-puluh-hari ke depan, dan aku mau meminta kamu hadir terus untuk menemani harihariku: setelah surat pertama, setelah hari ini, setelah habis bulan bahkan sampai habis waktuku di sini. Aku hanya ingin hidupku dipenuhi dengan kamu: Cinta. Maukah kamu jadi bagian dari aku? Winda S Septiana||Jakarta,31Januari2016 #30HariMenulisSuratCinta

Review Film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP)

Gagah yang diperankan oleh (Hamas Syahid) adalah sosok kaka yang sempurna bagi Gita (Aquino Umar). Setelah ayahnya meninggal sosok Gagah menjadi sosok yang mampu mengisi kekosongan ruang hati adiknya yang masih duduk di bangku SMA. Gagah seorang mahasiswa yang tidak hanya tampan, baik, ramah dan pandai karate. Tapi Gagah juga mampu menjadi sosok penyayang bagi Gita, semua keinginan yang Gita mau selalu di penuhi olehnya. Kedekatan Gagah dan Gita berubah setelah Gagah pulang dari Ternate, Gagah mengubah penampilannya menjadi lebih religius. Ia mulai meninggalkan kehidupan hedonisnya yang dulu dan memulai dengan kehidupan yang baru. Namun perubahan yang ada pada diri Gagah searang justru membuat Gita tidak nyaman. Gita kehilangan sosok Gagah yang asyik, perubahan Gagah membuat Mama yang diperankan oleh (Wulan Guritno) merasa sedih. Karena ke-2 anaknya kini tidak lagi harmonis hanya karena perubahan yang ada di diri Gagah sekarang.

Butuh Jeda Agar Tak Saling Membeku

"Jadi, bagaimana dengan obrolan kita waktu itu" Aku sengaja membuka pembicaraan, agar mengalihkan tatapannya dari buku yang asyik dibacanya. "Hei..." Ia tak bergeming sedikitpun. Laki-laki di depanku membatu, seolah hujan sore tadi mengubahnya menjadi balok es. Ya, balok es yang asyik dengan deretan huruf, yang seakan tak melihatku hampir membeku karena sikapnya. Huh! "Kau bisa dengar atau tidak?!" Berkali-kali aku menarik  buku yang dibacanya, untuk memastikan bahwa ia mendengar ucapanku barusan. "Diam, bawel! kembalikan bukuku!"  Mendadak Ia melempar tatapan sinis ke arahku. "Aku punya cara sendiri dalam mengupayakanmu. Kalau kau terus merengek seperti anak bocah, jangan harap aku akan menganggap obrolan kita sesuatu yang perlu diperhitungkan!" "Tapi.." "Tapi apa lagi sih?" "Aku mau kamu sesegera mungkin mengupayakanku." "Terserah maumu, yang jelas aku punya cara sendiri dala