Langsung ke konten utama

Review Film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP)


Gagah yang diperankan oleh (Hamas Syahid) adalah sosok kaka yang sempurna bagi Gita (Aquino Umar). Setelah ayahnya meninggal sosok Gagah menjadi sosok yang mampu mengisi kekosongan ruang hati adiknya yang masih duduk di bangku SMA. Gagah seorang mahasiswa yang tidak hanya tampan, baik, ramah dan pandai karate. Tapi Gagah juga mampu menjadi sosok penyayang bagi Gita, semua keinginan yang Gita mau selalu di penuhi olehnya.

Kedekatan Gagah dan Gita berubah setelah Gagah pulang dari Ternate, Gagah mengubah penampilannya menjadi lebih religius. Ia mulai meninggalkan kehidupan hedonisnya yang dulu dan memulai dengan kehidupan yang baru. Namun perubahan yang ada pada diri Gagah searang justru membuat Gita tidak nyaman. Gita kehilangan sosok Gagah yang asyik, perubahan Gagah membuat Mama yang diperankan oleh (Wulan Guritno) merasa sedih. Karena ke-2 anaknya kini tidak lagi harmonis hanya karena perubahan yang ada di diri Gagah sekarang.




Penolakan di dalam keluarga membuat Gagah merasa sedih dan bingung. Namun ia tetap berlaku baik dan membuktikan bahwa Gagah yang kini masih tetap sama dengan Gagah yang mereka cintai. Hingga akhirnya dengan berjalannya waktu Mama mulai menerima perubahan Gagah sekalipun Gita masih menolak.

Hingga di suatu keadaan saat Gita sedang marah melihat Gagah yang sok islami, Gita bertemu dengan sosok Yudi yang diperankan oleh (Masaji). Lagi-lagi setiap kali bertemu dengan pemuda dengan kemeja kotak-kotak Gita selalu merasa tersindir, karena yudi adalah seorang pegiat dakwah yang menyampaikan syiarnya di kalangan masyarakat dengan cara menyampaikan syiar di angkutan umum.

Seringnya mendapat perlakuan yang manis dari Gagah  membuat Gita mulai mencari tahu ilmu tentang islam dan sudah bisa menerima  perubahan Gagah sekarang.

KMGP film dakwah yang menurut saya banyak memberikan motivasi dalam menebar kebaikan, sosok Gagah yang terus berlaku baik pada keluarganya meskipun keluarganya menolak perubahannya hingga akhirnya kebaikan Gagah mampu menyentuh nurani Mama dan Gita. Kemudian sosok Yudi yang tak pernal malu dianggap sebelah mata oleh orang lain karena seringya menyampaikan syiar di masyarakat.


 "Jika kita terus berdakwah di pesantren ini, maka siapa lah yang akan berdakwah di luar sana?"  Ucapan Yudi pada Abahnya (Mathias Muchus) saat Abahnya melarang Yudi untuk berdakwah dengan caranya yang dianggap aneh.

Semangat Yudi tidak surut sekalipun penolakan justru berasal dari Abah yang dihormatinya. Karena prinsipnya adalah "Sampaikanlah walaupun satu ayat" Seperti yang sudah Rasulullah ajarkan.



"Jika kita tidak setuju dengan suatu kebaikan yang belum kita pahami, cobalah untuk bisa lebih menghargainya" 

Salah satu dialog motivasi untuk saya pribadi yang seringkali (mungkin) menolak suatu kebaikan yang belum kita pahami hakikatnya, hanya karena kurangnya ilmu yang dipunya. Oleh sebab itulah ilmu harus lebih dulu sebelum amal. Semoga saya  menjadi pribadi yang selalu melakukan sesuatu kebaikan dengan ilmu. Aamiin


Tulisan ini saya sajikan untuk Kaka manis Etika Aisya Avicenna sebagai penggenapan perjanjian kami kemarin sebelum meluncurnya tiket gratis ke tangan saya.
Terima kasih kakanda manis :)

Winda S Septiana
Jakarta,22Januari2016



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Deklarasi cinta yang berbeda

Gambar nyomot di mbah google Apa kamu pernah jatuh cinta dan rindu yang teramat pada manusia yang berlum pernah bertemu denganmu? Rasulullah pernah! Dengan cinta yang mahadahsyatnya kepada kita, manusia yang belum pernah bertemu dengannnya. Kau tahu? bahkan dalam embus napas terakhirnya yang terucap adalah kita, "Umati, umati, umati.." Tentangnya adalah ribuan kisah  perjuangan, serta pengorbanan untuk kehidupan seluruh manusia di akhirat nanti. Ah, Rasul.. bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta padamu, pada tiap kisah yang ku baca dan pelajari, tentangmu selalu membuatku jatuh cinta berkali-kali.

Negeri Berjuta Rasa

https://www.google.co.id/search Kali ini saya akan  bicara tentang Indonesia. Sebelumnya, ijinkan saya bertanya terlebih dahulu pada kalian pembaca setia tulisan saya, apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata Indonesia? hmm.. Kalau saya, akan  berpikir bahwa Indonesia adalah negeri berjuta rasa penuh warna-warni. hehehe Eh serius loh.. di tuisan kali ini, saya akan menceritakan  sedikit tentang warna-warni di Indonesia. Pernah gak sih berpikir atau mempertanyakan hal sederhana saat kita ada di dalam kelas. Ketika seorang guru meminta murid-muridnya untuk mengerjakan soal matematika, kebanyakan mereka akan mengarang bebas untuk mendapatkan jawabannya. Padahal untuk mendapatkan jawaban matematika, kita perlu berpikir untuk dapat jawaban yang tepat. Nah, di lain kesempatan. Ketika seorang guru memintamu menjawab soal bahasia Indonesia dengan tema mengarang bebas. Kamu justru akan berpikir keras untuk mendapatkan jawabannya. Dan ini terbukti di Indonesia. Selanjutnya. Pern

Resensi Buku Follow Aisyah Open Your Heart

Judul : Follow Aisyah Open Your Heart Penulis : Sri Wahyuti N Tebal : x, 190 Halaman ISBN : 978-602-7727-64-9 Penerbit : Citra Risalah Cetakan : I, 1435 H/2015 “Pesona seorang muslimah terpancar dari perilakunya sehari-hari. Dalam dekapan kasih sayang suami, ia menaburkan wanginya akhlak tanpa memandang materi sebagai landasan utamanya. Tetapi cinta kasihlah yang menjadikan keluarga menjadi sakinah, mawadah wa rahmah.” – (Sri Wahyuti N, 2015) Tak sedikit wanita hari ini yang  bangga atas istilah emansipasi, istilah yang digunakan untuk melepaskan diri seorang wanita dari kodratnya menjadi muslimah yang taat pada peraturan yang sudah ditetapkan dalam islam. Sekarang emansipasi dijadikan pembelaan diri untuk melakukan apapun yang ia senangi tanpa pedulikan gender, padahal dalam islam kedudukan wanita begitu dimuliakan, bahkan derajat wanita tiga tingkat lebih tinggi dari laki-laki. Namun sayang masih banyak sekali wanita yang tidak sadar betapa berharganya ia