Langsung ke konten utama

Ketika Dua Warna Saling Menemukan



: Sebuah Narasi Pernikahan Afilin dan Resty


“Saat cinta telah mengusik, perlahan ia akan berkembang membentuk fondasi menjadi sebuah bangunan di hati. Bangunan cinta sesuai petunjuk Rasul dalam sabdanya bahwa ; ‘Tidak ada bangunan di dalam Islam yang lebih dicintai oleh Allah daripada pernikahan’. Karena jika cinta dihijrahkan dari jatuh cinta menuju bangun cinta, maka cinta menjadi sebuah istana, tinggi menggapai surga.
–Salim A. Fillah
Hari ini, dua warna akan melebur jadi satu dalam naungan cintaNya, keduanya saling menemukan warna dalam muara pernikahan. Mengikuti sunnah Rasulnya dalam penggenapan separuh Dien. Melanjutkan kembali perjuangan untuk membangun generasi baru yang taat pada tiap titah Rabbnya.
Warna itu adalah Afilin, seorang lelaki dengan perangrai yang baik, lahir dari keluarga sederhana sehingga membuatnya menjadi warna yang meneduhkan pandang, namun tak sesederhana ia dalam mengejawantahkan cinta kepada Rabbi. Adalah ia yang tumbuh dan berkembang dari lingkungan hebat yang menjadikannya pejuang yang kuat, mengokohkan langkah ditiap perjuangannya, pribadinya yang sederhana bak cahaya terbenam yang meneduhkan.
Warna itu adalah Resty, seorang wanita shalih lahir dari keluarga yang hebat, tumbuh dan berkembang dari lingkungan yang baik. Aku tak mengenalnya, bahkan tak pernah terbesit tentang nama itu. Tapi satu yang aku yakini bahwa ia adalah warna yang baik, yang kelak akan memberi warna kebaikan pada sesiapapun yang mengenalnya. Ia mewarnai setiap tingkah lakunya dengan cinta, sampai pada semua laku nya adalah sebuah keridhoan bagi semesta.
“Cinta adalah putera dari kecocokan jiwa. Dan jikalau itu tiada. Cinta takkan pernah tercipta, dalam hitungan tahun, bahkan millennia.” –Kahlil Gibran
Hari ini, dua warna saling menemukan setelah perjalanan panjang yang mereka lalui dengan penuh kesyukuran dan kesabaran dalam tiap penjagaan. Dua warna itu berpendar menjadi satu, ia melebur untuk akhirnya saling mengokohkan dalam tiap detak detik di cerita hidup yang akan mereka bangun.
Hari ini, dua warna itu saling bersatu padu, menjadi satu kesatuan yang kelak akan saling menyatukan. Menjadi warna yang satu untuk yang satunya, menjadi pakaian terbaik untuk satu untuk yang satunya.
Saat dua warna menjadi satu, tak ada lagi yang mampu menolaknya, tak ada lagi yang mampu mengelak, ini adalag pertemuan dua janji yang pernah tercatat, sebuah mitsaqon ghalidzaa, perjanjin besar dengan Rabbul Izzati dengan begitu nyata dalam Lauhul Mahfudz di Arsy sana.
Hari ini, saat akad terucap, maka luluhlantahlah semua keburukan, yang setanpun ikut geram ketika melihat dua anak manusia yang melabuhkan cintanya dalam ikatan suci bernama pernikahan. Tapi, tak ada yang lebih romantis dari terucapnya sebuah akad, saat seluruh bahagia itu pecah, bunga-bunga di hatinya bermekaran, do'a tak terhenti menggetar langit, bagi penduduk langit dan bumi tak ada yang lebih manis dari terucapnya akad untuk sebuah pembuktian cinta. Dan semestapun berbahagia.
Hari ini, maka izinkanlah aku untuk sekadar mengutarakan rasa bahagiaku atas pertemuan dua warna yang saling bersatu padu dalam cintaNya. Mengabadikannya dalam sepenggal narasi pengantar pernikahan kalian.
Barakallahulaka wa baraka alaika wa jama'a bainakumma fii khair,
Selamat merenda cinta sampai ke syurga wahai warna yang sudah bertemu dalam satu muara pernikahan. Selamat merayakan cinta pada semesta..
Winda S Septiana, 14 Oktober 2017 *Dalam kereta menuju Bogor, di perjalanan menuju akadmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Deklarasi cinta yang berbeda

Gambar nyomot di mbah google Apa kamu pernah jatuh cinta dan rindu yang teramat pada manusia yang berlum pernah bertemu denganmu? Rasulullah pernah! Dengan cinta yang mahadahsyatnya kepada kita, manusia yang belum pernah bertemu dengannnya. Kau tahu? bahkan dalam embus napas terakhirnya yang terucap adalah kita, "Umati, umati, umati.." Tentangnya adalah ribuan kisah  perjuangan, serta pengorbanan untuk kehidupan seluruh manusia di akhirat nanti. Ah, Rasul.. bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta padamu, pada tiap kisah yang ku baca dan pelajari, tentangmu selalu membuatku jatuh cinta berkali-kali.

Negeri Berjuta Rasa

https://www.google.co.id/search Kali ini saya akan  bicara tentang Indonesia. Sebelumnya, ijinkan saya bertanya terlebih dahulu pada kalian pembaca setia tulisan saya, apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata Indonesia? hmm.. Kalau saya, akan  berpikir bahwa Indonesia adalah negeri berjuta rasa penuh warna-warni. hehehe Eh serius loh.. di tuisan kali ini, saya akan menceritakan  sedikit tentang warna-warni di Indonesia. Pernah gak sih berpikir atau mempertanyakan hal sederhana saat kita ada di dalam kelas. Ketika seorang guru meminta murid-muridnya untuk mengerjakan soal matematika, kebanyakan mereka akan mengarang bebas untuk mendapatkan jawabannya. Padahal untuk mendapatkan jawaban matematika, kita perlu berpikir untuk dapat jawaban yang tepat. Nah, di lain kesempatan. Ketika seorang guru memintamu menjawab soal bahasia Indonesia dengan tema mengarang bebas. Kamu justru akan berpikir keras untuk mendapatkan jawabannya. Dan ini terbukti di Indonesia. Selanjutnya. Pern

Resensi Buku Follow Aisyah Open Your Heart

Judul : Follow Aisyah Open Your Heart Penulis : Sri Wahyuti N Tebal : x, 190 Halaman ISBN : 978-602-7727-64-9 Penerbit : Citra Risalah Cetakan : I, 1435 H/2015 “Pesona seorang muslimah terpancar dari perilakunya sehari-hari. Dalam dekapan kasih sayang suami, ia menaburkan wanginya akhlak tanpa memandang materi sebagai landasan utamanya. Tetapi cinta kasihlah yang menjadikan keluarga menjadi sakinah, mawadah wa rahmah.” – (Sri Wahyuti N, 2015) Tak sedikit wanita hari ini yang  bangga atas istilah emansipasi, istilah yang digunakan untuk melepaskan diri seorang wanita dari kodratnya menjadi muslimah yang taat pada peraturan yang sudah ditetapkan dalam islam. Sekarang emansipasi dijadikan pembelaan diri untuk melakukan apapun yang ia senangi tanpa pedulikan gender, padahal dalam islam kedudukan wanita begitu dimuliakan, bahkan derajat wanita tiga tingkat lebih tinggi dari laki-laki. Namun sayang masih banyak sekali wanita yang tidak sadar betapa berharganya ia