Langsung ke konten utama

Resume Kajian Siroh "Abdullah Ibn Al-Mubarak" (118-181H)

Abdullah ibn Al-Mubarak Lahir di Marw Kota terbesar di Kurrasan pada tahun 118 H dan wafat pada tahun 181 H. dalam umur 63 tahun, Dia adalah seorang Amirul Ahli Ilmu di zamannya yang mempunyai sikap Wara' atau berhati-hati, terpercaya dalam bidang hadist, zuhud, suka berjihad, ahli nahwu, Kaya raya, dermawan, kesatria perang dan masih banyak kebaikan yang dimilikinya.

Siapa yang tak mengenalnya, bahkan namanya saja mampu lebih dulu dikenal sebelum orang mengenal rupa wajahnya. Pernah suatu kisah ketika Ibn Mubarak ingin belajar pada seorang guru, dan Ibn Mubarak menemui guru tersebut ketika sang guru bertanya kepada Ibn Mubarak
 "Dari mana asalmu tinggal?"
"Aku tinggal di Marw kota Khurrasan "
kemudian sang guru bertanya lagi "Ya, Aku tau kota itu disana adalah tempat tinggal Ibn Mubarak, apakah engkau mengenalnya?"
"Duhai guru, sesungguhnya aku lah Ibn Mubarak yang kau sebut tadi" Ibn Mubarak menjawabnya dengan penuh rasa hormat kepada sang guru.
 dan sang guru sangat kaget dengan penyataan Ibn Mubarak, ternyata orang yang selama ini ia kenal dengan kepribadiannya yang baik saat ini ada dihadapannya, bahkan mampu merendahkan hatinya untuk menimba ilmu darinya.


Betapa berwibawanya ia sebagai Amirul Mukminin saat itu, bahkan setiap hari diruang tamunya selalu dipenuhi oleh rakyatnya yang fakir, miskin dhuafa dan membutuhkan pertolongan. ketika Ibn Mubarak memasuki ruang tamu suasana yang tadinya riuh ramah berubah menjadi hening seketika karena kewibawaan Ibn Mubarak.

Adalah dia Abdullah Ibn Al-Mubarak seorang hamba yang sangat senang menyendiri, bahkan selama  hidup ia lebih sering menghabiskan waktunya untuk menyendiri. Dan ketika ditanya "Apakah engkau tidak merasa kesepian duhai Ibn Mubarak, karena seringnya engkau menyendiri?"
dan Ia menjawab dengan penuh rasa tenang "Bagaimana bisa aku merasa kesepian, sedangkan aku bersama Rasulullah dan para sahabat terdahulu."
Ibn mubarak selalu merasa ketika Ia menyendiri maka disaat itulah ia mampu merasakan bahwa dirinya sedang bersama Rasulullah, oleh sebab itulah ia sangat senang menyendiri. Selain kesenangannya menyendiri, Ibn Mubarak pun sangat sedikit berbicara Ia hanya akan berbicara ketika belajar dan mengajar, ketika bertanya dan ditanya selebihnya Ia diam.


Adalah dia Abdullah Ibn Al-Mubarak seorang Amirul Mukminin yang dermawan, Ia mampu menempatkan posisinya sebagai Amirul dengan tepat, menempatkan hartanya dengan tepat sesuai porsinya. Pernah suatu kisah ketika ada seorang rakyatnya yang datang kepdanya mengadukan masalahnya.
"Wahai Ibn Mubarak, sesungguhnya aku mempunyai hutang dan sesungguhnya aku tak sanggup membayar hutangku itu yaa amirul mukminin"
pada saat rakyat itu mengadukan masalahnya, Ibn mubarak sedang menulis dan kemudian ia menghentikan tulisannya lalu berkata "Bearap hutang yang kau punya?"
"700 Dirham ya amirul mukminin"
tanpa berpikir dua kali Ibn Mubarak mencatat jumlah uang untuk diberikan kepada rakyat tersebut "Wahai pelayanku, tolong ambilkan uang untuk rakyatku yang memiliki hutang tersebut"
dengan kaget sang pelayan tersebut bertanya "Sesungguhnya hutang orang tersebut hanya senila 700 Dirham sedangkan engkau menyuruhku untuk mengambil 7000 Dirham, Jika seperti ini persedian harta yang kita punya akan menipis ya Tuan Ibn Mubarak"
dan Ibn Mubarak menjawab "Niscaya harta yang kita miliki adalah harta yang mampu memberikan kemanfaatan untuk orang lain, maka berikan semua uang yang ku suruh kepadanya."
 (Adz-Dzahabi, Siyar A'lam)


Harta yang dimiliki oleh Ibn Mubarak selalu ia berikan kepada para ulama, para pencari ilmu, dan guru diberbagai penjuru Negri Islam dengan dorongan untuk mendukung penyebaran Ilmu islam. (Al-Khathib, Tarikh Baghdad)



Adalah dia Abdullah Ibn Al-Mubarak seorang kesatrian perang, dalam Riwayat Al-Mu'tamir bin Sulaiman dalam perang tarsus melawan pasukan romawi, Ibn Mubarak mampu mengalahkan dan membunuh 6 kesatria romawi dalam duel sebelum perang, yang padahal kesatria Islam lainnya sudah dikalahkan oleh pasukan romawi, tapi justeru Ibn Mubaraklah yang mampu mengalahkan kesatria perang. Dan sebelum berperang ia berwasiat kepada temannya yang juga ikut berperang saat itu "Agar ketika ia mati dimedan perang, maka jangan ada yang memberitahukan kepada orang-orang bahwa yang telah gugur dimedan jihad adalah dia Ibn Al-Mubarak"
betapa sikap rendah hati yang dimilikinya , ia tak mengingkan dikenal oleh banyak orang, Ia lebih senanng ketika banyak orang tak mengenali dirinya sebagai Ibn Mubarak.

Ibn Mubarak terkenal dengan sikap Zuhudnya pada dunia,
Ali bin Fudhail menuturan, "Aku pernah mendengar ayahku (Fudhai bin 'Iyadh) berkata kepada Abdullah Ibn Al-Mubarak, "Engkau pernah menyuruh kami hidup dalam kezuhudan dan apa adanya, tapi engkau malah membawa barang (kekayaan) sebanyak ini dari Khurrasan ketanah suci!!! Bagaimana ini?!"

lalu Ibn Al-Mubarak menjawab, "Wahai Abu Ali, Aku melakukan semua ini demi melindungi 'Muka' (hidup mandiri), menjaga kehormatan diri, mendukung ketaatanku kepada Allah, karena tidak ada satupun hak Allah pada hartaku , melainkan aku langsung menunaikannya." (Tarikh Damasyq)

Zuhud itu bukan tentang kekosongan harta ditanganku, melainkan kekosongan harta dari hatiku..


Begitulah Ia menjadi contoh, mampu menjadi model terbaik ketika kita membutuhkan model seorang Ulama, menjadi model terbaik ketika menjadi seorang yang dermawan dan menjadi model terbaik ketika menjadi seorang kesatria dimedan Jihad.


Allahu Alam ..


#ResumeKajianSiroh080615
Jakarta09.Jun.15 17.11Wib
Winda S Septiana

Komentar

  1. Perfect, nyaris komplet catatannya. Syukron sudah berbagi.
    Btw, mnrt saya penggunaan istilah "amirul mukminin" utk Ibn Mubarak kurang tepat krn seingat saya Ust Asep menyebut (sbgmn ulama dahulu menyebut) Ibn Mubarak sbg "amirul mukminin dlm bidang hadits". Walau tetap keilmuan bidang lain beliau juga unggul, tapi yg paling menonjol adlh bidang hadits. Adapun gelar "amirul mukminin" scr asasi tetap milik khalifah yg saat itu memerintah, misalnya Harun al-Rasyid. Wallahu a'lam.

    BalasHapus
  2. Terimakasih sudah dikoreksi mas, sebelumnya aku juga agak ragu untuk menempatkan kata "Amirul Mukminin" untuk Ibn Mubarak. Tapi ya daripada ragu mending dicoba dulu deh , semoga ada yang ngoreksi. Dan Alhamdulillah dikoreksi juga, semoga kedepannya bisa lebih baik lagi baik dalam segi penenmpatan kata ataupun segi lainnya. insya Allah

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Deklarasi cinta yang berbeda

Gambar nyomot di mbah google Apa kamu pernah jatuh cinta dan rindu yang teramat pada manusia yang berlum pernah bertemu denganmu? Rasulullah pernah! Dengan cinta yang mahadahsyatnya kepada kita, manusia yang belum pernah bertemu dengannnya. Kau tahu? bahkan dalam embus napas terakhirnya yang terucap adalah kita, "Umati, umati, umati.." Tentangnya adalah ribuan kisah  perjuangan, serta pengorbanan untuk kehidupan seluruh manusia di akhirat nanti. Ah, Rasul.. bagaimana bisa aku tidak jatuh cinta padamu, pada tiap kisah yang ku baca dan pelajari, tentangmu selalu membuatku jatuh cinta berkali-kali.

Negeri Berjuta Rasa

https://www.google.co.id/search Kali ini saya akan  bicara tentang Indonesia. Sebelumnya, ijinkan saya bertanya terlebih dahulu pada kalian pembaca setia tulisan saya, apa yang kalian pikirkan jika mendengar kata Indonesia? hmm.. Kalau saya, akan  berpikir bahwa Indonesia adalah negeri berjuta rasa penuh warna-warni. hehehe Eh serius loh.. di tuisan kali ini, saya akan menceritakan  sedikit tentang warna-warni di Indonesia. Pernah gak sih berpikir atau mempertanyakan hal sederhana saat kita ada di dalam kelas. Ketika seorang guru meminta murid-muridnya untuk mengerjakan soal matematika, kebanyakan mereka akan mengarang bebas untuk mendapatkan jawabannya. Padahal untuk mendapatkan jawaban matematika, kita perlu berpikir untuk dapat jawaban yang tepat. Nah, di lain kesempatan. Ketika seorang guru memintamu menjawab soal bahasia Indonesia dengan tema mengarang bebas. Kamu justru akan berpikir keras untuk mendapatkan jawabannya. Dan ini terbukti di Indonesia. Selanjutnya. Pern

Resensi Buku Follow Aisyah Open Your Heart

Judul : Follow Aisyah Open Your Heart Penulis : Sri Wahyuti N Tebal : x, 190 Halaman ISBN : 978-602-7727-64-9 Penerbit : Citra Risalah Cetakan : I, 1435 H/2015 “Pesona seorang muslimah terpancar dari perilakunya sehari-hari. Dalam dekapan kasih sayang suami, ia menaburkan wanginya akhlak tanpa memandang materi sebagai landasan utamanya. Tetapi cinta kasihlah yang menjadikan keluarga menjadi sakinah, mawadah wa rahmah.” – (Sri Wahyuti N, 2015) Tak sedikit wanita hari ini yang  bangga atas istilah emansipasi, istilah yang digunakan untuk melepaskan diri seorang wanita dari kodratnya menjadi muslimah yang taat pada peraturan yang sudah ditetapkan dalam islam. Sekarang emansipasi dijadikan pembelaan diri untuk melakukan apapun yang ia senangi tanpa pedulikan gender, padahal dalam islam kedudukan wanita begitu dimuliakan, bahkan derajat wanita tiga tingkat lebih tinggi dari laki-laki. Namun sayang masih banyak sekali wanita yang tidak sadar betapa berharganya ia